KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam yang telah mengutus seorang Rasul-Nya yang terakhir, Muhammad SAW dengan
membawa agama yang sempurna dan petunjuk kitab Al-Qur’an untuk ummat manusia.
Sholawat serta salam selalu dilimpahkan kepada Murobbi kita, Nabi Muhammad SAW,
kepada para keluarga dan para sahabat serta ummat Muslim yang senantiasa
menegakkan kalimat Tauhid.
Puji syukur atas berkat rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan lancar dan tanpa hambatan apapun.
Terimakasih juga kepada keluarga, murobbiah, ketua umum, kepala department dan
ikhwah kader-kader terbaik yang selalu senantiasa memberikan motivasi dan
dukungan untuk menyelesaikan semuanya.
Makalah ini membahas tentang “Peran Sains
dan Teknologi dalam Pengembangan Dakwah Abad 21”. Penulis sadar dalam makalah
ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, generasi muda masa depan Islam.
Tangerang, 15 Desember 2019
Ajeng Salsadilla
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada abad ke 21 ini, perkembangan sains
dan teknologi begitu pesat dan mengglobal di belahan dunia. Penggunaan sains
dan teknologi sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Keluasan sains dan kecanggihan teknologi sudah menjadi bagian dalam kehidupan
masyarakat bahkan dalam konteks berdakwah untuk ummat.
Dunia pendidikan saat ini dalam
memanfaakan sains dan teknologi masih
berfokus pada kebutuhan jasmani saja belum pada tahap ruhiyah. Hal tersebut
sangat disayangkan karena sains dan tekonologi sebenarnya dapat membantu kita
berdakwah secara maksimal. Lalu, sejauh mana ummat Islam dalam memanfaatkan
sains dan teknologi terutama untuk berdakwah.
Belum ada kajian serius tentang
pemanfaatan peran sains dan teknologi di lingkungan pendidikan bahkan sekelas
pesantren. Tentu peran para kiya’i dan da’i di dunia pendidikan sangat
diperlukan. Oleh karena itu, sebagai seorang da’i, kita harus terbuka dan paham
bagaimana peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21 ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sains dan
teknologi ?
2. Apa yang dimaksud dengan dakwah ?
3. Bagaimana peran sains dan teknologi dalam
kehidupan manusia abad 21 ?
4. Bagaimana peran sains dan teknologi dalam
pengembangan dakwah abad 21 ?
5. Apa saja bentuk implementasi penggunaan
teknologi yang bisa digunakan para da’i abad 21 ?
C.
Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu sains dan
teknologi
2. Untuk mengetahui apa itu dakwah
3. Untuk mengetahui peran sains dan
teknologi dalam kehidupan manusia abad 21
4. Untuk mengetahui peran sains dan
teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21
5. Untuk mengetahui bentuk implementasi
penggunaan teknologi yang bisa digunakan para da’i abad 21
D.
Batasan Masalah
1. Teknologi yang dimaksud dalam makalah ini
dibatasi pada teknologi informasi dan media massa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sains dan teknologi
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), sains adalah Ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat
diuji atau buktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata
(misal : fisika, kimia, biologi). Matematika juga sangat penting
bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam mengekspresikan model
ilmiah. Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan, dengan
anggapan bahwa pembuktian-pembuktian matematis setara dengan percobaan.
Sebagian lainnya tidak menganggap matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan
uji-uji eksperimental pada teori dan hipotesisnya.[1]
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan
praktis; ilmu pengetahuan terapan; keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi bertujuan untuk memudahkan dalam mengerjakan sesuatu yang menghemat
tenaga dan waktu. Kontribusi teknologi dalam kehidupan manusia begitu besar,
tetapi terkadang malah menjadi boomerang bagi manusia yang tidak memanfaatkannya
dengan baik.
Sains menjadi sumber
yang mampu memberikan ide-ide untuk penemuan sebuah teknologi. Dari teknologi
inilah menjadikan hasil nyata untuk dapat mendorong kehidupan manusia untuk
berkembang menjadi lebih maju. Sebagai ummat Islam kita seharusnya menyadari
bahwa semua yang ada di alam ini dapat dikembangkan karena semua itu dapat
digali dan dikaji didalam al-Qur’an.
Pandangan al-Qur’an
tentang sains dan teknologi banyak disebutkan. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang
memerintahkan manusia untuk mencari ilmu, mengamati dan mengkaji alam yang ada
dimuka bumi ini. Al-Qur’an telah meletakkan posisi ilmu pada tingkatan yang
hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al-Mujadalah ayat 11 :
“… niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
B.
Dakwah
Dakwah (Arab: دعوة, da‘wah; "ajakan")
adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan
garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam.[2]
Tujuan dakwah adalah untuk menyelamatkan
manusia. Tugas seorang pendakwah adalah menuntun ummat mencapai tujuan Islam
dan risalahnya yang mendunia guna menyelamatkan ummat manusia dan
membebaskannya dari penghambaan kepada selain Allah.[3] Metode dan sarana dakwah itu
selalu berbeda antara satu orang dengan orang lain, semua tergantung situasi
dan kondisi.
Dalam buku Bagaimana
Menyentuh Hati, menurut Hasan al-Banna disebutkan bahwa seluruh dakwah berpijak
pada tiga pilar : 1) manhaj (konsep dan sistem yang sempurna, jelas,
menyeluruh, dan berpengaruh), 2) keprajuritan yang sempurna (keimanan,
kecintaan, dan rela berkorban), 3) kepemimpinan yang sempurna (keikhlasan,
kapabilitas, dan kebulatan tekad).
Dalam buku Fiqh
Dakwah karya Mustafa Mansyur bahwa dakwah memerlukan kesabaran, ketekunan
memikul beban berat, kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharap
hasil yang segera, tanpa putus asa dan putus harapan. Dengan kata lain berusaha
dengan sebaik mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Diingatkan pula
bahwa selalu ada balasan baik bagi yang beriman dan bertakwa kepada Allah.
Dalam
buku Menuju Jama’atul Musliminin juga, disebutkan tujuan khusus bagi Ummat
Islam salah satunya adalah membina
masyarakat Islam yang akan mencerminkan dakwah dan perilaku Islam, agar manusia
dapat melihat hakikat Islam yang hanif ini dalam suatu bentuk yang
kongkret di permukaan bumi. Tabiat jalan dakwah ini sangat berat dirasakan oleh
jiwa manusia, tetapi harus dilalui oleh gerakan Islam yang ingin mencapai
tujuannya.[4]
Tugas kita sebagai
da’i adalah seperti tugas para pegawai listrik, mengalirkan kekuatan ini dari
sumbernya ke setiap hati orang-orang muslim agar senantiasa bersinar dan
menerangi sekelilingnya.[5] Dakwah menuntut setiap da’i
untuk mencurahkan dan mengorbankan segalanya dengan kadar yang mereka miliki. Tatkala anda berdakwah, anda
harus ingat bahwa anda sedang memberikan hadiah kepada orang lain, maka anda
harus mempertimbangkan hadiah apa yang sekiranya pantas diberikan dan bagaimana
cara memberikannya.[6]
Cara bertutur kata
dan penampilan seorang da’i akan menarik perhatian orang yang mendengar dan
melihatnya, karena pada dasarnya jiwa manusia cenderung dan tertarik dengan
penampilan yang indah dan baik.[7]
Pepatah mengatakan “keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa
misi tersebut.” Perasaan
kasih dan sayang adalah “bahasa” internasional yang dipergunakan oleh da’i
dalam menghadapi seluruh penduduk bumi, hingga kepada orang bisu sekalipun.[8]
Peran pemuda yang ditugaskan menjadi da’i bagi lingkungannya sangatlah berpengaruh.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Habib Nabiel bin Fuad al-Musawa dalam buku
Ijtihad Membangun Basis Gerakan bahwa peranan pemuda dirasakan penting karena
mereka mempunyai beberapa potensi, yaitu bathul himmah fi at tasaaulat
(membangkitkan semangat di dalam bertanya /bersikap kritis), naqlul ajyaal
(memindahkan dari generasi ke generasi),
istibdaalul ajyal (menukar / mengganti suatu generasi), tajdid
maknawiyah al ummah (memperbaharui moralitas ummat) dan anasir ishlah
(unsur perubah).
C.
Peran sains dan
teknologi dalam kehidupan manusia abad 21
Jauh sebelum Barat
mengembangkan sains dan teknologi pada abad 21 ini, sesungguhnya Islamlah yang
lebih dulu menguasai sains. Hingga pada akhirnya Barat sangat gencar
mentransfer sains dengan ikut mengkaji al-Qur’an dan mengembangkannya menjadi
teknologi yang sampai saat ini menjadi kekuatan mereka dalam memonopoli bangsa-bangsa didunia.
Era globalisasi
menjadi sebuah batu loncatan tersendiri dalam peradaban manusia ini.
Perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat telah mengambil alih beberapa
aspek kehidupan yang tadinya hanya dapat dilakukan dengan fisik manusia saja.
Semua ini membuktikan bahwa sains dan teknologi memberikan kontribusi nyata
dalam peradaban manusia saat ini.
Kemajuan sains dan
teknologi telah merubah gaya hidup manusia diberbagai aspek, baik belajar,
bekerja, bersosialiasi dan berkomukasi. Televisi, handphone, laptop, komputer,
pesawat, mobil, dan lainnya, merupakan produk-produk teknologi yang sangat
membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidaklah berlebihan jika
dikatakan bahwa kemajuan dunia tersebut dipicu oleh lahirnya sains dan
teknologi.
Kemajuan
media informasi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari segi
positif dan negatif dari penggunaanya. Media informasi sangat mudah diakses dan
dijangkau oleh kalangan umum baik anak muda maupun orang tua, baik kalangan
menengah kebawah maupun kaya. Kemajuan dalam bidang kesehatan dan kedokteran
pun semakin canggih. Banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dunia
akan peran sains dan teknologi pada abad 21 ini.
D.
Peran sains dan
teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21
Memasuki abad ke 21
sains dan teknologi telah masuk ke berbagai sendi kehidupan. Sejumlah tantangan
dan peluang harus dihadapi oleh kita semua, apalagi kita sebagai da’i agar
dapat bertahan mengarungi kapal dakwah di era globalisasi ini.
Perseteruan antara
agama dan sains sudah bukan lagi yang harus diperdebatkan. Biarkan Barat dengan
wujudnya yang sekularisme dan kita ummat Islam tetap mengkaji sains dalam
perspektif al-Qur’an. Sudah seharusnya sebagai seorang khalifah di muka bumi
ini, kita terbuka akan pentingnya peran sains dan teknologi dalam pengembangan
dakwah pada abad 21 ini. Al-Qur’an sudah menerangkan berkali-kali dalam ratusan
ayat untuk kita sebagai khalifah di muka bumi untuk menelaah, mengamati, dan
mengkaji alam sekitar.
Sebagai seorang da’i
dimuka bumi ini, tugas kita bukan hanya sekedar melakukan ibadah ubudiyah saja,
mengelola dan berdakwah kepada ummat juga merupakan tugas yang harus diemban
oleh para ummat Islam dalam menyongsong kehidupan di era sekarang. Dalam ranah
teknologi, ummat Islam masih jauh tertinggal padahal Islam sempat unggul dalam
sains pada masanya. Butuh waktu panjang untuk merebut kembali puncak kejayaan,
tetapi jika ummat Islam menjadikan sains dan teknologi sebagai prioritas, tentu
permasalahan ini akan cepat terselesaikan.
Berdakwah tidak
dapat dimaknai hanya dengan sekadar ceramah dihadapan majlis taklim saja.
Seiring dengan cepatnya laju perkembangan teknologi, kita juga harus sigap dan
mengikuti arusnya agar tidak tertinggal. Teknologi muncul untuk memudahkan kita
dalam berdakwah di era globalisasi ini.
Telah masuk zaman
globalisasi ini, adanya smartohone, radio, televisi dan berbagai jenis media
secara merata. Media ini menjadi sarana penting yang dipergunakan untuk
berdakwah juga. Sebagai seorang da’i, kita harus terbuka akan teknologi,
terlebih pada abad 21 ini. Pemanfaatan teknologi untuk berdakwah khususnya di
lingkungan pendidikan masih jauh dari yang diharapkan. Masih banyak da’i dan
pelajar yang masih memiliki pola pikir abad 20. Sungguh sangat disayangkan
bahwa teknologi sebenarnya dapat membantu proses belajar dan berdakwah secara
efektif dan maksimal. Munculnya beberapa aplikasi al-Qur’an digital, pengingat
shalat, kumpulan doa-doa sehari-hari, kalkulator zakat dan murotal qur’an yang
mudah diakses melalui smartphone, merupakan sebagian usaha memanfaatkan
perpaduan peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah pada abad 21 ini.
Walaupun sudah ada
beberapa da’i yang mulai terbuka dalam memanfaatkan peran sains dan teknologi
untuk berdakwah. Dalam tahapan ini berdakwah bisa menggunakan semua media
massa, seperti akun media sosial, surat kabar, radio, televisi dan lain-lain. Media massa berkaitan erat dalam pencapaian target
dakwah. Para da’i harus menjadikan media sebagai sarana pendukung. Media bukan
satu-satunya sarana dakwah, tapi dengan media eksistensi dakwah kita lebih
menemui sasaran.[9] Peran media sosial
telah banyak dimanfaatkan oleh para da’i untuk menshare kajian rutin dan
taujih singkat, menulis pendapat dan ide-ide
untuk dinikmati oleh pengguna sosial media diseluruh dunia. Kelebihan
media sosial dalam mempengaruhi para pengguna sosial media sangat besar sekali.
Kita harus dapat menahkodai kapal dakwah ini agar semua yang dinikmati oleh
pengguna sosial media adalah konten yang benar dan baik.
Beberapa keresahan
yang sering terjadi dalam penggunaan media sosial adalah banyaknya berita hoax
yang tak terkendali dan konten pornografi yang masih menghantui serta kampanye
ideologi-ideologi sekuler dan liberal yang meracuni otak ummat Islam. Sarana-sarana propaganda zaman ini pun berbeda dengan
zaman sebelumnya. Kemarin, propaganda disebarkan hanya melalui ceramah, khutbah
saja. Sekarang, propaganda bisa disebarkan melalui penerbitan majalah, koran,
film, panggung teater, radio, dan media-media lainnya yang beragam.[10]
Sarana-sarana itu berhasil mempengaruhi semua manusia dipenjuru dunia. Fenomena-fenomena
itu menuntut kita untuk turut serta dalam setiap bidang dan aktivitas mereka,
selama tidak merusak aqidah kita, agar kita dapat melurusakan
pemahaman-pemahaman salah yang menyebar kemana-mana, sekaligus dapat
memperlihatkan hakikat akhlak Islam yang sebenarnya.[11]
E.
Bentuk implementasi
penggunaan teknologi dalam berdakwah abad 21
Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa kemajuan teknologi informasi sedemikian pesatnya. Saat
ini teknologi yang berkembang kian memudahkan masyarakat dalam memperoleh
informasi secara cepat dan dengan mudah mengikuti perkembangannya. Media massa
menjadi pesan lisan yang terpisahkan dari komunikasi manusia. Media massa
dengan mudah dapat mengarahkan masyarakat membentuk pola pikir dan opini akan suatu
peristiwa yang sedang atau yang akan terjadi.
Media massa diharapkan
terbentuk sebuah informasi yang mampu mendorong terciptanya opini public yang
juga berdasarkan pandangan hidup (world view) Islam yang bersumber kepada
al-Qur'an dan as-Sunnah. Kita mengakui bahwa pada era media informasi seperti
sekarang ini ummat Islam masih lemah dalam penguasaan IT (informasi teknologi)
khususnya media massa. Kurangnya tenaga profesional yang terdidik dan memahami
seluk beluk media massa ini menjadi salah satu factor kenapa media massa Islam
kurang bisa bersaing dengan media massa Barat.
Saat ini,
aktivis-aktivis dakwah sedang menggeluti bidang IT. Dengan memanfaatkan media
sosial seperti instagram, youtube, twitter dan lainnya. KAMMI sebagai wadah
aktivis dakwah juga sangat gencar dalam memanfaatkan media sosial untuk
berdakwah. Menggunakan instagram untuk membagikan berbagai isu-isu terkini
seputar ummat. Menggunakan tulisan di website untuk membagikan ide-ide dan
gagasan. Menggunakan youtube untuk
membagikan konteb-konten menarik dan sharing seputar dunia. Dan
sekarang ada juga, media sosial berbasis musik seperti spotify yang dipakai
oleh beberapa aktivis untuk berdakwah membagikan rekaman-rekaman apa saja
seperti membahas isu-isu dan sebagainya.
Kemampuan membuat
konten dakwah menjadi menarik juga sangat penting, karena dapat menumbuhkan
rasa keingintahuan lebih. Oleh karena itu, peran da’i dalam bidang kreativitas
IT sangat perlu diasah lagi untuk proses dakwah ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah diuraikan diatas, yaitu tentang “Peran sains dan
teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21” kita dapat mengambil beberapa poin
penting diantaranya adalah realita kemajuan zaman yang dibarengi dengan semakin
canggihnya perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi
memaksa para da’i untuk berperan aktif dalam dakwah melalui bidang sains dan
teknologi, khususnya pemanfaatan dalam media massa untuk berdakwah. Terkait berdakwah
melalui media massa ini tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan.
Selalu ada peluang dan tantangannya tersendiri. Itulah bagaimana kita harus
berkontribusi penuh menghadapi keluasan sains dan kecanggihan teknologi dengan
kita harus memanfaatkan untuk berdakwah kepada ummat agar mereka tidak terbawa
arus globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Banna,
Hasan. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin I. Solo: Era Intermedia, 2019.
As-Siisiy,
Abbas. Bagaimana Menyentuh Hati. Surakarta: PT Era Adicitra Intermedia, 2017.
Jabir,
Hussain bin Muhammad bin Ali. Menuju Jamaatul Muslimin. Jakarta: Robbani Press,
1990.
Masyhur,
Mustafa. Fiqh Dakwah.
Sudarsono,
Amin. Ijtihad Membangun Basis Gerakan. Jakarta: Muda Cendekia, 2010.
Wikipedia
Indonesia, Dakwah, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah, diambil pada tanggal 18 Desember 2019.
Wikipedia
Indonesia, Sains, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu, diambil pada tanggal 15 Desember 2019.
[3] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 129
[4] Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, Menuju Jama’atul Muslimin,
hal. 281
[5] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 7
[6] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 7
[7] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 63
[8] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 13
[9] Amin Sudarsono, Ijtihad Membangun Basis Gerakan, hal. 77
[10] Hasan al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, hal.
35