Rabu, 13 Mei 2020

Peran Sains dan Teknologi



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah mengutus seorang Rasul-Nya yang terakhir, Muhammad SAW dengan membawa agama yang sempurna dan petunjuk kitab Al-Qur’an untuk ummat manusia. Sholawat serta salam selalu dilimpahkan kepada Murobbi kita, Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga dan para sahabat serta ummat Muslim yang senantiasa menegakkan kalimat Tauhid.
Puji syukur atas berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan lancar dan tanpa hambatan apapun. Terimakasih juga kepada keluarga, murobbiah, ketua umum, kepala department dan ikhwah kader-kader terbaik yang selalu senantiasa memberikan motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan semuanya.
Makalah ini membahas tentang “Peran Sains dan Teknologi dalam Pengembangan Dakwah Abad 21”. Penulis sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, generasi muda masa depan Islam.

                                                                            Tangerang, 15 Desember 2019


                                                                                         Ajeng Salsadilla

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pada abad ke 21 ini, perkembangan sains dan teknologi begitu pesat dan mengglobal di belahan dunia. Penggunaan sains dan teknologi sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Keluasan sains dan kecanggihan teknologi sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat bahkan dalam konteks berdakwah untuk ummat.
Dunia pendidikan saat ini dalam memanfaakan  sains dan teknologi masih berfokus pada kebutuhan jasmani saja belum pada tahap ruhiyah. Hal tersebut sangat disayangkan karena sains dan tekonologi sebenarnya dapat membantu kita berdakwah secara maksimal. Lalu, sejauh mana ummat Islam dalam memanfaatkan sains dan teknologi terutama untuk berdakwah.
Belum ada kajian serius tentang pemanfaatan peran sains dan teknologi di lingkungan pendidikan bahkan sekelas pesantren. Tentu peran para kiya’i dan da’i di dunia pendidikan sangat diperlukan. Oleh karena itu, sebagai seorang da’i, kita harus terbuka dan paham bagaimana peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21 ini.

B.   Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan sains dan teknologi ?
2.    Apa yang dimaksud dengan dakwah ?
3.    Bagaimana peran sains dan teknologi dalam kehidupan manusia abad 21 ?
4.    Bagaimana peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21 ?
5.    Apa saja bentuk implementasi penggunaan teknologi yang bisa digunakan para da’i abad 21 ?

C.   Tujuan Pembahasan

1.    Untuk mengetahui apa itu sains dan teknologi
2.    Untuk mengetahui apa itu dakwah
3.    Untuk mengetahui peran sains dan teknologi dalam kehidupan manusia abad 21
4.    Untuk mengetahui peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21
5.    Untuk mengetahui bentuk implementasi penggunaan teknologi yang bisa digunakan para da’i abad 21

D.   Batasan Masalah

1.    Teknologi yang dimaksud dalam makalah ini dibatasi pada teknologi informasi dan media massa

     

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sains dan teknologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sains adalah Ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau buktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (misal : fisika, kimia, biologi). Matematika juga sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam mengekspresikan model ilmiah. Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan, dengan anggapan bahwa pembuktian-pembuktian matematis setara dengan percobaan. Sebagian lainnya tidak menganggap matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada teori dan hipotesisnya.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan dalam mengerjakan sesuatu yang menghemat tenaga dan waktu. Kontribusi teknologi dalam kehidupan manusia begitu besar, tetapi terkadang malah menjadi boomerang bagi manusia yang tidak memanfaatkannya dengan baik.
Sains menjadi sumber yang mampu memberikan ide-ide untuk penemuan sebuah teknologi. Dari teknologi inilah menjadikan hasil nyata untuk dapat mendorong kehidupan manusia untuk berkembang menjadi lebih maju. Sebagai ummat Islam kita seharusnya menyadari bahwa semua yang ada di alam ini dapat dikembangkan karena semua itu dapat digali dan dikaji didalam al-Qur’an.
Pandangan al-Qur’an tentang sains dan teknologi banyak disebutkan. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk mencari ilmu, mengamati dan mengkaji alam yang ada dimuka bumi ini. Al-Qur’an telah meletakkan posisi ilmu pada tingkatan yang hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al-Mujadalah ayat 11 :
“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

B.   Dakwah

Dakwah (Arab: دعوة, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam.[2] Tujuan dakwah adalah untuk menyelamatkan manusia. Tugas seorang pendakwah adalah menuntun ummat mencapai tujuan Islam dan risalahnya yang mendunia guna menyelamatkan ummat manusia dan membebaskannya dari penghambaan kepada selain Allah.[3] Metode dan sarana dakwah itu selalu berbeda antara satu orang dengan orang lain, semua tergantung situasi dan kondisi.
Dalam buku Bagaimana Menyentuh Hati, menurut Hasan al-Banna disebutkan bahwa seluruh dakwah berpijak pada tiga pilar : 1) manhaj (konsep dan sistem yang sempurna, jelas, menyeluruh, dan berpengaruh), 2) keprajuritan yang sempurna (keimanan, kecintaan, dan rela berkorban), 3) kepemimpinan yang sempurna (keikhlasan, kapabilitas, dan kebulatan tekad).
Dalam buku Fiqh Dakwah karya Mustafa Mansyur bahwa dakwah memerlukan kesabaran, ketekunan memikul beban berat, kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharap hasil yang segera, tanpa putus asa dan putus harapan. Dengan kata lain berusaha dengan sebaik mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Diingatkan pula bahwa selalu ada balasan baik bagi yang beriman dan bertakwa kepada Allah.
Dalam buku Menuju Jama’atul Musliminin juga, disebutkan tujuan khusus bagi Ummat Islam salah satunya  adalah membina masyarakat Islam yang akan mencerminkan dakwah dan perilaku Islam, agar manusia dapat melihat hakikat Islam yang hanif ini dalam suatu bentuk yang kongkret di permukaan bumi. Tabiat jalan dakwah ini sangat berat dirasakan oleh jiwa manusia, tetapi harus dilalui oleh gerakan Islam yang ingin mencapai tujuannya.[4]
Tugas kita sebagai da’i adalah seperti tugas para pegawai listrik, mengalirkan kekuatan ini dari sumbernya ke setiap hati orang-orang muslim agar senantiasa bersinar dan menerangi sekelilingnya.[5] Dakwah menuntut setiap da’i untuk mencurahkan dan mengorbankan segalanya dengan kadar yang mereka miliki. Tatkala anda berdakwah, anda harus ingat bahwa anda sedang memberikan hadiah kepada orang lain, maka anda harus mempertimbangkan hadiah apa yang sekiranya pantas diberikan dan bagaimana cara memberikannya.[6]
Cara bertutur kata dan penampilan seorang da’i akan menarik perhatian orang yang mendengar dan melihatnya, karena pada dasarnya jiwa manusia cenderung dan tertarik dengan penampilan yang indah dan baik.[7] Pepatah mengatakan “keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut.” Perasaan kasih dan sayang adalah “bahasa” internasional yang dipergunakan oleh da’i dalam menghadapi seluruh penduduk bumi, hingga kepada orang bisu sekalipun.[8]
Peran pemuda yang ditugaskan menjadi da’i bagi lingkungannya sangatlah berpengaruh. Sebagaimana yang dikatakan oleh Habib Nabiel bin Fuad al-Musawa dalam buku Ijtihad Membangun Basis Gerakan bahwa peranan pemuda dirasakan penting karena mereka mempunyai beberapa potensi, yaitu bathul himmah fi at tasaaulat (membangkitkan semangat di dalam bertanya /bersikap kritis), naqlul ajyaal (memindahkan dari generasi ke generasi),  istibdaalul  ajyal  (menukar / mengganti suatu generasi), tajdid maknawiyah al ummah (memperbaharui moralitas ummat) dan anasir ishlah (unsur perubah).

C.   Peran sains dan teknologi dalam kehidupan manusia abad 21

Jauh sebelum Barat mengembangkan sains dan teknologi pada abad 21 ini, sesungguhnya Islamlah yang lebih dulu menguasai sains. Hingga pada akhirnya Barat sangat gencar mentransfer sains dengan ikut mengkaji al-Qur’an dan mengembangkannya menjadi teknologi yang sampai saat ini menjadi kekuatan mereka dalam memonopoli  bangsa-bangsa didunia.
Era globalisasi menjadi sebuah batu loncatan tersendiri dalam peradaban manusia ini. Perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat telah mengambil alih beberapa aspek kehidupan yang tadinya hanya dapat dilakukan dengan fisik manusia saja. Semua ini membuktikan bahwa sains dan teknologi memberikan kontribusi nyata dalam peradaban manusia saat ini.
Kemajuan sains dan teknologi telah merubah gaya hidup manusia diberbagai aspek, baik belajar, bekerja, bersosialiasi dan berkomukasi. Televisi, handphone, laptop, komputer, pesawat, mobil, dan lainnya, merupakan produk-produk teknologi yang sangat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemajuan dunia tersebut dipicu oleh lahirnya sains dan teknologi.
Kemajuan media informasi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari segi positif dan negatif dari penggunaanya. Media informasi sangat mudah diakses dan dijangkau oleh kalangan umum baik anak muda maupun orang tua, baik kalangan menengah kebawah maupun kaya. Kemajuan dalam bidang kesehatan dan kedokteran pun semakin canggih. Banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dunia akan peran sains dan teknologi pada abad 21 ini.

D.   Peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21

Memasuki abad ke 21 sains dan teknologi telah masuk ke berbagai sendi kehidupan. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi oleh kita semua, apalagi kita sebagai da’i agar dapat bertahan mengarungi kapal dakwah di era globalisasi ini.
Perseteruan antara agama dan sains sudah bukan lagi yang harus diperdebatkan. Biarkan Barat dengan wujudnya yang sekularisme dan kita ummat Islam tetap mengkaji sains dalam perspektif al-Qur’an. Sudah seharusnya sebagai seorang khalifah di muka bumi ini, kita terbuka akan pentingnya peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah pada abad 21 ini. Al-Qur’an sudah menerangkan berkali-kali dalam ratusan ayat untuk kita sebagai khalifah di muka bumi untuk menelaah, mengamati, dan mengkaji alam sekitar.
Sebagai seorang da’i dimuka bumi ini, tugas kita bukan hanya sekedar melakukan ibadah ubudiyah saja, mengelola dan berdakwah kepada ummat juga merupakan tugas yang harus diemban oleh para ummat Islam dalam menyongsong kehidupan di era sekarang. Dalam ranah teknologi, ummat Islam masih jauh tertinggal padahal Islam sempat unggul dalam sains pada masanya. Butuh waktu panjang untuk merebut kembali puncak kejayaan, tetapi jika ummat Islam menjadikan sains dan teknologi sebagai prioritas, tentu permasalahan ini akan cepat terselesaikan.
Berdakwah tidak dapat dimaknai hanya dengan sekadar ceramah dihadapan majlis taklim saja. Seiring dengan cepatnya laju perkembangan teknologi, kita juga harus sigap dan mengikuti arusnya agar tidak tertinggal. Teknologi muncul untuk memudahkan kita dalam berdakwah di era globalisasi ini.
Telah masuk zaman globalisasi ini, adanya smartohone, radio, televisi dan berbagai jenis media secara merata. Media ini menjadi sarana penting yang dipergunakan untuk berdakwah juga. Sebagai seorang da’i, kita harus terbuka akan teknologi, terlebih pada abad 21 ini. Pemanfaatan teknologi untuk berdakwah khususnya di lingkungan pendidikan masih jauh dari yang diharapkan. Masih banyak da’i dan pelajar yang masih memiliki pola pikir abad 20. Sungguh sangat disayangkan bahwa teknologi sebenarnya dapat membantu proses belajar dan berdakwah secara efektif dan maksimal. Munculnya beberapa aplikasi al-Qur’an digital, pengingat shalat, kumpulan doa-doa sehari-hari, kalkulator zakat dan murotal qur’an yang mudah diakses melalui smartphone, merupakan sebagian usaha memanfaatkan perpaduan peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah pada abad 21 ini.
Walaupun sudah ada beberapa da’i yang mulai terbuka dalam memanfaatkan peran sains dan teknologi untuk berdakwah. Dalam tahapan ini berdakwah bisa menggunakan semua media massa, seperti akun media sosial, surat kabar, radio, televisi dan lain-lain. Media massa berkaitan erat dalam pencapaian target dakwah. Para da’i harus menjadikan media sebagai sarana pendukung. Media bukan satu-satunya sarana dakwah, tapi dengan media eksistensi dakwah kita lebih menemui sasaran.[9] Peran media sosial telah banyak dimanfaatkan oleh para da’i untuk menshare kajian rutin dan taujih singkat, menulis pendapat dan ide-ide  untuk dinikmati oleh pengguna sosial media diseluruh dunia. Kelebihan media sosial dalam mempengaruhi para pengguna sosial media sangat besar sekali. Kita harus dapat menahkodai kapal dakwah ini agar semua yang dinikmati oleh pengguna sosial media adalah konten yang benar dan baik.
Beberapa keresahan yang sering terjadi dalam penggunaan media sosial adalah banyaknya berita hoax yang tak terkendali dan konten pornografi yang masih menghantui serta kampanye ideologi-ideologi sekuler dan liberal yang meracuni otak ummat Islam. Sarana-sarana propaganda zaman ini pun berbeda dengan zaman sebelumnya. Kemarin, propaganda disebarkan hanya melalui ceramah, khutbah saja. Sekarang, propaganda bisa disebarkan melalui penerbitan majalah, koran, film, panggung teater, radio, dan media-media lainnya yang beragam.[10] Sarana-sarana itu berhasil mempengaruhi semua manusia dipenjuru dunia. Fenomena-fenomena itu menuntut kita untuk turut serta dalam setiap bidang dan aktivitas mereka, selama tidak merusak aqidah kita, agar kita dapat melurusakan pemahaman-pemahaman salah yang menyebar kemana-mana, sekaligus dapat memperlihatkan hakikat akhlak Islam yang sebenarnya.[11]

E.   Bentuk implementasi penggunaan teknologi dalam berdakwah abad 21

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemajuan teknologi informasi sedemikian pesatnya. Saat ini teknologi yang berkembang kian memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi secara cepat dan dengan mudah mengikuti perkembangannya. Media massa menjadi pesan lisan yang terpisahkan dari komunikasi manusia. Media massa dengan mudah dapat mengarahkan masyarakat membentuk pola pikir dan opini akan suatu peristiwa yang sedang atau yang akan terjadi.
Media massa diharapkan terbentuk sebuah informasi yang mampu mendorong terciptanya opini public yang juga berdasarkan pandangan hidup (world view) Islam yang bersumber kepada al-Qur'an dan as-Sunnah. Kita mengakui bahwa pada era media informasi seperti sekarang ini ummat Islam masih lemah dalam penguasaan IT (informasi teknologi) khususnya media massa. Kurangnya tenaga profesional yang terdidik dan memahami seluk beluk media massa ini menjadi salah satu factor kenapa media massa Islam kurang bisa bersaing dengan media massa Barat.
Saat ini, aktivis-aktivis dakwah sedang menggeluti bidang IT. Dengan memanfaatkan media sosial seperti instagram, youtube, twitter dan lainnya. KAMMI sebagai wadah aktivis dakwah juga sangat gencar dalam memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Menggunakan instagram untuk membagikan berbagai isu-isu terkini seputar ummat. Menggunakan tulisan di website untuk membagikan ide-ide dan gagasan. Menggunakan youtube untuk  membagikan konteb-konten menarik dan sharing seputar dunia. Dan sekarang ada juga, media sosial berbasis musik seperti spotify yang dipakai oleh beberapa aktivis untuk berdakwah membagikan rekaman-rekaman apa saja seperti membahas isu-isu dan sebagainya.
Kemampuan membuat konten dakwah menjadi menarik juga sangat penting, karena dapat menumbuhkan rasa keingintahuan lebih. Oleh karena itu, peran da’i dalam bidang kreativitas IT sangat perlu diasah lagi untuk proses dakwah ini.



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, yaitu tentang “Peran sains dan teknologi dalam pengembangan dakwah abad 21” kita dapat mengambil beberapa poin penting diantaranya adalah realita kemajuan zaman yang dibarengi dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi memaksa para da’i untuk berperan aktif dalam dakwah melalui bidang sains dan teknologi, khususnya pemanfaatan dalam media massa untuk berdakwah. Terkait berdakwah melalui media massa ini tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan. Selalu ada peluang dan tantangannya tersendiri. Itulah bagaimana kita harus berkontribusi penuh menghadapi keluasan sains dan kecanggihan teknologi dengan kita harus memanfaatkan untuk berdakwah kepada ummat agar mereka tidak terbawa arus globalisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Banna, Hasan. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin I. Solo: Era    Intermedia, 2019.
As-Siisiy, Abbas. Bagaimana Menyentuh Hati. Surakarta: PT Era Adicitra Intermedia, 2017.
Jabir, Hussain bin Muhammad bin Ali. Menuju Jamaatul Muslimin. Jakarta: Robbani Press, 1990.
Masyhur, Mustafa. Fiqh Dakwah.
Sudarsono, Amin. Ijtihad Membangun Basis Gerakan. Jakarta: Muda Cendekia, 2010.
Wikipedia Indonesia, Dakwah, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah, diambil pada tanggal 18 Desember 2019.
Wikipedia Indonesia, Sains, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu, diambil pada tanggal 15 Desember 2019.





[1] Diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu, pada tanggal 15 Desember 2019
[2] Diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah, pada tanggal 18 Desember 2019
[3] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 129
[4] Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, Menuju Jama’atul Muslimin, hal. 281
[5] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 7
[6] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 7
[7] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 63
[8] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 13
[9] Amin Sudarsono, Ijtihad Membangun Basis Gerakan, hal. 77
[10] Hasan al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, hal. 35
[11] Abbas as-siisiy, Bagaimana Menyentuh Hati, hal. 49